Bencana Nasional dan Cara Negara Berkomunikasi

0
85

Oleh : Hernando (Dosen FIKOM Jayabaya)

Esai – Setiap kali bencana terjadi, perhatian publik biasanya tertuju pada bantuan yang datang, jumlah korban, dan kerusakan yang ditimbulkan.

Namun, ada satu hal yang sering luput dari pembahasan, yaitu bagaimana negara menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Dari sudut pandang dosen praktisi komunikasi, cara negara berbicara di tengah krisis sama pentingnya dengan tindakan di lapangan.Penetapan status bencana nasional sering dipahami sebagai keputusan administratif.

Padahal, keputusan ini juga merupakan pesan komunikasi yang kuat. Negara menyatakan bahwa situasi darurat diakui dan tanggung jawab diambil secara lebih luas.

Persoalan muncul ketika pesan tersebut tidak disampaikan secara jelas dan konsisten. Informasi yang berubah-ubah atau terlalu teknis justru membuat masyarakat bingung, terutama mereka yang terdampak langsung.

Dalam praktik penanganan bencana, komunikasi publik kerap menghadapi tantangan koordinasi. Pernyataan dari berbagai pihak tidak selalu sejalan, sementara media sosial bergerak cepat menyebarkan informasi, termasuk yang belum tentu benar.

Ketika komunikasi resmi negara tidak cukup kuat, ruang tersebut mudah diisi oleh spekulasi dan hoaks.Pengalaman praktik menunjukkan bahwa korban bencana tidak hanya membutuhkan bantuan fisik, tetapi juga kepastian dan empati. Bahasa yang terlalu birokratis sering kali sulit diterima oleh masyarakat yang sedang berada dalam tekanan psikologis.

Dalam kondisi seperti ini, komunikasi yang jujur, sederhana, dan berkelanjutan justru lebih efektif dalam membangun rasa aman dan kepercayaan.

Bagi mahasiswa, refleksi ini penting untuk memahami bahwa ilmu komunikasi memiliki peran sosial yang nyata. Komunikasi tidak hanya soal efektivitas pesan, tetapi juga soal etika dan keberpihakan.

Kampus dapat menjadi ruang belajar kritis untuk mengkaji bagaimana komunikasi publik negara seharusnya dijalankan, terutama dalam situasi krisis.

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyederhanakan persoalan bencana yang kompleks, melainkan mengajak kita melihatnya dari sudut pandang komunikasi.

Bencana mungkin tidak selalu dapat dihindari, tetapi dampaknya dapat diminimalkan ketika negara mampu berbicara dengan jelas, mendengar dengan empati, dan merespons dengan tanggung jawab. (Hernando => Praktisi Media sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here